Google Mengumumkan Penindakan Rekor terhadap Aplikasi Berbahaya di Play Store

Google Mengumumkan Penindakan Rekor terhadap Aplikasi Berbahaya di Play Store

Arkadiy Andrienko

In 2024, ekosistem Android menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya: di tengah lonjakan AI generatif, pelaku jahat meningkatkan serangan menggunakan metode canggih untuk melewati langkah-langkah keamanan. Namun, respons Google terbukti bahkan lebih tangguh—sebuah perpaduan antara kecerdasan buatan dan keahlian manusia menetapkan tolok ukur keamanan baru, memblokir 2,36 juta aplikasi berbahaya.

Analisis data mengungkapkan bahwa spesialis Google Play mengandalkan alat AI sebagai dasar untuk 92% keputusan mereka. Ini bukan tentang algoritma yang bekerja secara terpisah tetapi sinergi yang nyata: jaringan saraf menganalisis kode aplikasi, metadata, dan pola perilaku, sementara manusia menangani kasus-kasus kompleks, termasuk penyelidikan terhadap skema penipuan pengembang. Sumber internal melaporkan bahwa model ini memangkas waktu tinjauan sebesar 40% dan meningkatkan akurasi deteksi ancaman hingga 99,8%.

Keterbukaan Android—yang mencakup lebih dari 2 miliar perangkat—bisa saja menjadi titik lemah. Namun, para ahli keamanan siber di Universitas Stanford mencatat: “Google telah mengubah AI menjadi filter garis depan, menyisakan tugas strategis untuk manusia. Ini mengurangi beban pada tim sambil meningkatkan perlindungan tanpa mengorbankan kualitas.” Peta jalan Google mencakup penerapan model Gemini untuk mendeteksi anomali perilaku secara real-time, sebuah langkah yang dapat membuat aplikasi berbahaya “tidak terlihat” bagi pengguna bahkan sebelum diaktifkan.

    Tentang Penulis
    Komentar0