
Robot Masuk ke Arena: China Menjadi Tuan Rumah Pertandingan Tinju Robot Humanoid Pertama

China baru-baru ini menyaksikan sebuah pertunjukan olahraga yang unik — pertarungan robot humanoid yang diselenggarakan oleh Unitree Robotics. Turnamen Iron Fist King mempertemukan tim teknik yang kreasinya menunjukkan kelincahan dan strategi yang tidak terduga di ring.
Para pesaing adalah robot Unitree G1: mesin setinggi 127 cm yang beratnya 35 kg, mampu mencapai kecepatan hingga 2 m/s. Dipersenjatai dengan lidar, kamera, dan sendi yang menghasilkan torsi hingga 120 Nm, robot-robot ini melakukan pukulan kompleks, kombinasi, dan bahkan berusaha untuk mendapatkan kembali keseimbangan setelah terjatuh. Berdasarkan aturan turnamen, robot yang terjatuh memiliki waktu delapan detik untuk berdiri, jika tidak, pertandingan akan dihentikan.
Yang menarik, robot-robot ini dikendalikan tidak hanya melalui perangkat genggam tetapi juga melalui perintah suara. Tim-tim melatih mesin mereka sebelumnya menggunakan pembelajaran mendalam dan algoritma tiruan. Pemenang turnamen, yang dijuluki “AI Calculator,” menonjol karena kemampuannya untuk dengan cepat beradaptasi terhadap serangan lawan.
Pemirsa langsung mencatat ritme unik dari pertarungan: meskipun lebih lambat daripada petinju manusia, ketepatan dan pemulihan keseimbangan robot sangat mencolok. Unitree Robotics telah mengumumkan turnamen berikutnya untuk Desember 2025, dengan rencana untuk meningkatkan kesulitan dengan memperkenalkan jenis pukulan baru dan persyaratan otonomi yang lebih ketat. Para pesaing bercanda bahwa “petinju besi” mungkin segera beroperasi tanpa pengendali manusia—meskipun masa depan itu masih jauh.
Para ahli berpendapat bahwa turnamen semacam itu bukan hanya hiburan — mereka mendorong kemajuan robotika dengan menguji teknologi dalam skenario ekstrem. Untuk saat ini, penonton dibiarkan bertanya-tanya: akankah tinju robot berkembang menjadi olahraga mainstream, atau tetap menjadi eksperimen berani di tepi inovasi?