In early September, otoritas Nepal memblokir lebih dari 20 platform, termasuk Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Discord. Langkah ini diambil setelah pemerintah meminta perusahaan untuk mendaftar dengan regulator lokal dan menunjuk perwakilan untuk menangani keluhan. Bagi para geek, gamer, dan penggemar TI di Nepal, pembatasan yang luas ini adalah langkah yang terlalu jauh.
Responnya adalah penciptaan server Discord besar yang dengan cepat menyatukan lebih dari 150.000 pengguna. Yang terpenting, sebagian besar admin dan moderatornya berasal dari komunitas gaming, membawa pengalaman mereka dalam mengorganisir acara berskala besar dan menjaga ketertiban dalam obrolan yang kacau. Discord berubah menjadi pusat virtual gerakan protes, menampilkan saluran untuk perencanaan strategis, ruang khusus untuk diskusi taktis, dan bahkan saluran suara untuk koordinasi waktu nyata — mirip dengan permainan online berskala besar, tetapi dengan taruhan dunia nyata.
Setelah keberhasilan awal ini, komunitas beralih ke alat yang tidak konvensional: jaringan saraf ChatGPT, yang mereka tugaskan untuk membantu memilih pemimpin pemerintahan sementara yang baru. Setelah menganalisis opsi yang mungkin, AI merekomendasikan pencalonan Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal. Pengguna Discord merumuskan prompt untuk AI, memperdebatkan hasilnya seolah-olah mereka adalah misi permainan, dan menggunakan mekanika dalam permainan yang familiar untuk pemungutan suara dan diskusi.
Kasus ini menyoroti realitas baru di mana platform gaming dan AI menjadi alat untuk keterlibatan sipil yang aktif, bahkan di tingkat tertinggi. Discord, yang dibangun untuk gamer, membuktikan efektivitasnya sebagai alat untuk organisasi diri massal. Demikian pula, ChatGPT, yang biasanya digunakan untuk hiburan dan pendidikan, secara tak terduga menjadi penasihat dalam keputusan personel tingkat negara.
Bagi komunitas geek, ini menetapkan preseden penting, menunjukkan kekuatan alat digital dalam perjuangan untuk hak digital. Kisah Nepal membuktikan bahwa pemadaman media sosial dapat berbalik dengan spektakuler, dan bahwa platform gaming dapat digunakan untuk jauh lebih dari sekadar hiburan.