Acer secara tak terduga mengumumkan perangkat baru dalam kategori yang sangat tidak biasa bagi perusahaan: kotak streaming TV pintar. Fitur unggulan dari perangkat baru ini adalah berbagai port yang sangat luas. Selain HDMI yang wajib, produsen telah menambahkan port USB Type-A dan Type-C, slot kartu microSD, port Ethernet gigabit berkabel, dan bahkan output audio S/PDIF optik untuk menghubungkan ke sistem audio. Selain itu, catu daya menggunakan port terpisah yang didedikasikan, membiarkan port USB-C bebas untuk tugas lainnya.
Namun, peluncuran ini segera ternoda oleh kebingungan mengenai spesifikasi. Rilis pers awal mengklaim bahwa perangkat ini dilengkapi dengan RAM 3GB dan chip Amlogic S905X5. Perwakilan Acer kemudian harus mengeluarkan klarifikasi, menjelaskan bahwa kotak ini sebenarnya dilengkapi dengan RAM 2GB dan prosesor yang berbeda — Amlogic S905X5M, yang tidak memiliki daya unit pemrosesan neural (NPU) yang awalnya diklaim.
Dengan spesifikasi yang telah dikonfirmasi — RAM 2GB, penyimpanan 32GB, chip Amlogic S905X5M, dan dukungan Wi-Fi 6 — perangkat ini terlihat cukup sederhana di atas kertas. Meskipun demikian, ia mempertahankan hal-hal penting: output 4K UHD dan pengalaman lengkap platform Google TV. Remote yang disertakan menawarkan tata letak standar dengan tombol peluncuran cepat untuk YouTube, Netflix, Amazon Prime Video, dan YouTube Music.
Dijual dengan harga $80, Acer 4K UHD Google TV Box akan menjadi penawaran eksklusif di Afrika Selatan. Ketika ditanya tentang kemungkinan ketersediaan di Eropa, AS, atau wilayah lain, perusahaan tidak memiliki jawaban. Agar perangkat ini dapat menarik perhatian di pasar global, Acer perlu mengatasi kesalahan awalnya dan memastikan posisinya di titik harga yang sangat kompetitif.
Langkah Acer ke segmen ini agak tidak terduga. Perusahaan ini, bagaimanapun, paling dikenal karena laptop, monitor, dan periferal komputer, bukan pemutar media. Langkah ini dapat dilihat sebagai uji coba yang hati-hati di pasar yang sangat kompetitif namun berkembang. Apakah pendatang baru ini dapat menantang pemimpin yang sudah mapan seperti Xiaomi masih harus dilihat.