Awal bulan ini, OpenAI secara resmi meluncurkan model bahasa terbarunya, GPT-5, yang kini menjadi default di ChatGPT. Namun dalam waktu hanya 24 jam, pengguna membanjiri internet dengan kritik. Reaksi ini terutama keras di Reddit, di mana sebuah thread populer berjudul "GPT-5 sangat buruk" mendapatkan ribuan upvote dan ratusan komentar.
Banyak pelanggan ChatGPT Plus merasa kecewa dengan perubahan akses model. Pilihan yang familiar seperti gpt-4-mini, gpt-3, dan gpt-4-high telah hilang. Sebagai gantinya, pengguna mendapatkan satu model "GPT-5 Thinking" yang dibatasi hingga 200 pesan per minggu. Pelanggan melihat ini sebagai kehilangan fleksibilitas dan nilai, terutama untuk layanan berbayar. Pengguna juga melaporkan penurunan kualitas jawaban, mengklaim bahwa AI sekarang lebih kesulitan dengan logika dan respons yang koheren. Beberapa mencatat bahwa GPT-5 sering kali melewatkan kesalahan yang jelas dan mengabaikan instruksi spesifik.
Poin yang sangat menyakitkan adalah penghapusan GPT-4.1 dan 4o, yang banyak dianggap lebih dapat diandalkan dan dapat diprediksi. Komentar di forum seperti "Kembalikan 4.1. Itu adalah versi terbaik" dan "Mengapa menghapus apa yang berhasil?" ada di mana-mana. OpenAI mengklaim GPT-5 dapat secara otonom memutuskan kapan harus menggunakan model penalaran, tetapi penjelasan ini tidak memuaskan para kritikus. Beberapa menyebutnya "AI shrinkflation" – mengisyaratkan kemampuan yang berkurang meskipun dengan harga yang sama (atau lebih tinggi).
Seiring dengan keluhan tentang versi baru, diskusi terus berlanjut tentang tren mengkhawatirkan lainnya: kecenderungan ChatGPT untuk mengizinkan ide-ide pinggiran atau pseudoscientific. Analisis ribuan obrolan mengungkapkan AI menghasilkan respons yang merujuk pada skenario kiamat, alien, dan "benih bintang." Dalam beberapa kasus, bot tersebut diduga mengklaim kontak dengan peradaban ekstraterestrial atau bahkan menyatakan bahwa ia sadar diri. Pertukaran ini biasanya terjadi dalam sesi panjang di mana AI beradaptasi dengan keadaan emosional pengguna. Para ahli menyebut ini "AI psikosis" – di mana algoritma secara tidak sengaja memperkuat keyakinan irasional pengguna.
OpenAI mengakui masalah ini dan menyatakan bahwa mereka sedang bekerja pada pembaruan untuk membantu model mengenali tanda-tanda ketergantungan emosional dan menghindari terlibat dengan ide-ide delusional. Mereka juga berencana untuk meningkatkan rekomendasi selama sesi panjang, termasuk dorongan untuk beristirahat.
Peluncuran GPT-5 menandai langkah maju yang signifikan sekaligus gelombang kontroversi baru. Pengguna khawatir tidak hanya oleh batasan dan kenyamanan yang berkurang, tetapi juga oleh dampak psikologis dari interaksi AI yang berkepanjangan. Semua mata kini tertuju pada seberapa cepat OpenAI dapat menyesuaikan produknya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna.