Dalam sebuah gugatan class action yang diajukan terhadap Sony pada tahun 2021, perusahaan tersebut dituduh melanggar undang-undang antimonopoli. Para penggugat mengklaim bahwa Sony menyalahgunakan posisi pasarnya dengan melarang penjualan kode permainan PlayStation digital melalui pengecer pihak ketiga, menjadikan PlayStation Store sebagai satu-satunya pilihan.
Baru-baru ini, kedua belah pihak mencoba menyelesaikan kasus ini dengan kesepakatan senilai $7,8 juta, menawarkan voucher PlayStation Store kepada pengguna yang terdampak (yang akan berjumlah sekitar $1,77 per orang, mengingat ada 4,4 juta peserta). Namun, Hakim Distrik AS Araceli Martínez-Olguín menolak proposal tersebut.
Alasan penolakan:
Hakim memerintahkan para penggugat untuk mengajukan proposal penyelesaian baru yang lebih substansial dalam waktu 30 hari. Jika mereka gagal melakukannya, kedua belah pihak akan memiliki 45 hari untuk merundingkan kembali syarat atau melanjutkan litigasi.