Sebuah studi baru di AS (MIT Media Lab dan universitas lainnya) mengungkapkan efek yang tidak terduga dari penggunaan AI seperti ChatGPT untuk menulis: otak kita berkurang secara signifikan, dan dampak ini bertahan bahkan setelah meninggalkan alat tersebut.
54 relawan (usia 18–39, penutur asli bahasa Inggris) menulis esai dengan cara yang berbeda: sendiri, menggunakan pencarian web (Google), atau dengan ChatGPT. Sensor EEG melacak aktivitas otak, mengungkapkan bahwa pengguna ChatGPT menunjukkan keterlibatan otak terendah — terutama di daerah perhatian, memori, dan kontrol. Kelompok pencari berada di tengah.
Ketika pengguna ChatGPT yang terbiasa beralih ke menulis sendiri, aktivitas otak mereka tetap lambat. Mereka yang menulis tanpa bantuan terlebih dahulu, kemudian menggunakan AI, menunjukkan keterlibatan kognitif yang lebih tinggi kemudian. Pengguna AI juga kesulitan untuk mengingat konten mereka sendiri: beberapa menit setelah mengirim, hanya 28% yang dapat mengingat bahkan satu kalimat (dibandingkan dengan 56% di kelompok solo). Banyak yang mengakui teks tersebut tidak terasa seperti "milik mereka."
Perbedaan kunci dalam teks AI:
Secara teratur menggunakan AI untuk menulis melatih otak Anda untuk beban mental yang lebih ringan. Itu "malas," dan lethargy ini tetap ada bahkan tanpa AI — membuat pekerjaan sendiri lebih sulit. Para peneliti menekankan: usaha yang lebih sedikit = retensi informasi yang lebih buruk dan keterampilan menulis/pemikiran kritis yang lebih lemah.
Sementara alat AI tidak terhindarkan, kita harus memahami dampak kognitifnya. "Tabungan mental" hari ini mungkin menjadi "utang kognitif" besok — membuat Anda tidak siap untuk pekerjaan mendalam yang tidak dibantu. Studi ini mendesak keseimbangan yang bijaksana: gunakan teknologi sebagai kruk, bukan pengganti pemikiran yang tulus.