NVIDIA, bekerja sama dengan Microsoft, telah mengumumkan bahwa RTX Neural Shading akan diintegrasikan ke dalam versi pratinjau dari DirectX 12 Agility SDK pada bulan April tahun ini. Ini akan memungkinkan pengembang untuk memanfaatkan algoritma jaringan saraf secara langsung melalui shader untuk pertama kalinya, memanfaatkan kekuatan Tensor Cores di kartu grafis GeForce RTX.
Pengumuman tersebut, yang dibuat di GDC 2025, menyoroti tiga inovasi kunci:
- Kompresi tekstur pintar — RTX Neural Texture Compression mengurangi penggunaan VRAM hingga tujuh kali lipat, menghasilkan ekuivalen tekstur berbasis jaringan saraf dalam hitungan detik, bukan jam.
- Pencahayaan dinamis — RTX Neural Radiance Cache menciptakan efek pantulan cahaya tak terbatas, menghitungnya dari hanya satu atau dua sumber, mempercepat rendering tanpa mengorbankan detail.
- Bahan cerdas — RTX Neural Materials mempercepat pemrosesan permukaan kompleks seperti sutra atau keramik hingga lima kali lipat, tingkat detail yang sebelumnya hanya dapat dicapai melalui rendering offline.
John Spitzer, Wakil Presiden di NVIDIA, menekankan bahwa ini lebih dari sekadar peningkatan teknologi—ini adalah perubahan mendasar. Integrasi AI langsung ke dalam shader melalui DirectX akan mengubah permainan, memungkinkan setiap pengembang untuk dengan mudah menerapkan grafik sinematik secara real-time. Pemilik kartu grafis RTX 50 Series akan menjadi yang pertama mendapatkan manfaat dari RTX Neural Shading, meskipun teknologi ini akan kompatibel dengan generasi sebelumnya.
Para ahli mencatat bahwa meskipun adopsi luas dari rendering neural mungkin memerlukan satu hingga dua tahun, rilis SDK pada bulan April akan menandai titik awal untuk era baru ketepatan visual dalam permainan. Perlombaan teknologi antara NVIDIA, AMD, dan Intel memasuki fase di mana keberhasilan akan ditentukan bukan oleh perangkat keras, tetapi oleh algoritma.
Tentang Penulis
Arkadiy Andrienko
Penulis artikel dan berita
Sebagai jurnalis teknologi di VGTimes, saya dengan senang hati membahas GPU terbaru dan mendalami seluk-beluk RPG klasik. Sejak tahun 2018, saya menulis tentang game dan perangkat keras, pengalaman saya di bidang rekayasa suara memungkinkan saya memahami dengan baik nuansa teknologi audio, dan saya selalu mencari sesuatu yang baru di bidang perangkat keras game. Ketika saya tidak menulis tentang teknologi, kemungkinan besar saya sedang menjelajahi puing-puing pasca-apokaliptik di Fallout, mengelola koloni di RimWorld, atau memimpin pasukan di Hearts of Iron IV. Bagi saya, game lebih dari sekadar hobi — ini adalah hasrat yang memberi energi pada potensi kreatif saya dan menjaga hubungan dengan dunia teknologi yang terus berkembang.