Google telah memperbarui alat Perlindungan Ditingkatkan bawaan Chrome dengan integrasi AI, membawa perubahan mendasar dalam perjuangan melawan ancaman siber. Pembaruan ini, yang kini tersedia untuk semua pengguna versi stabil di Windows, Android, dan iOS, secara signifikan meningkatkan mekanisme keamanan. Sebelumnya dikenal sebagai Perlindungan Proaktif, fitur ini bergantung pada basis data yang telah dikompilasi sebelumnya dari situs berbahaya. Sekarang, algoritma AI menganalisis perilaku situs web, unduhan, dan ekstensi secara real-time, mengidentifikasi bahkan ancaman yang sebelumnya tidak dikenal. Menurut pengembang Google, jaringan saraf mendeteksi anomali dalam pola — seperti pengalihan mencurigakan atau skrip tersembunyi — dan segera memblokir akses ke halaman yang terkompromi.
Penekanan khusus telah diberikan pada pemindaian file: sistem melakukan analisis multi-lapisan terhadap konten yang diunduh, menandai file EXE, APK, atau arsip yang berpotensi berbahaya. Namun, Google mencatat bahwa mengaktifkan Perlindungan Ditingkatkan memerlukan berbagi metadata tentang halaman yang dikunjungi untuk meningkatkan efisiensi algoritma. Menariknya, meskipun fitur ini pertama kali diumumkan pada November 2023, rincian implementasinya tetap tidak jelas untuk beberapa waktu. Hanya sekarang terungkap bahwa AI bukan hanya tambahan tetapi perombakan lengkap dari sistem perlindungan. Statistik internal menunjukkan bahwa lebih dari 1 miliar pengguna di seluruh dunia telah memilih Perlindungan Ditingkatkan dibandingkan dengan Penjelajahan Aman standar, yang menurut Google mengurangi risiko serangan phishing hingga setengahnya.
Meskipun otomatisasi, fitur ini dinonaktifkan secara default. Untuk mengaktifkannya, pengguna harus pergi ke Pengaturan → Keamanan dan mengaktifkan opsi yang sesuai. Para ahli merekomendasikan Perlindungan Ditingkatkan bagi mereka yang sering mengunjungi situs web yang tidak dikenal atau menangani file dari sumber yang tidak terverifikasi. Pembaruan ini menempatkan Chrome di garis depan keamanan siber "cerdas", di mana AI bukan hanya asisten tetapi perisai utama melawan ancaman yang berkembang. Satu-satunya pertanyaan adalah bagaimana pengguna akan mempertimbangkan trade-off antara privasi dan keamanan yang ditingkatkan.